Opini: Meraih Kemenangan di Era Perubahan

Meraih Kemenangan di Era Perubahan

Oleh: Yudo Anggoro, Pengajar SBM ITB; Kandidat Doktor Kebijakan Publik di University of North Carolina, Charlotte, Amerika Serikat

Masa-masa di penghujung tahun seperti saat ini biasanya digunakan oleh sebagian besar orang untuk melakukan refleksi atas perjalanan di tahun yang akan segera berlalu. Bolehlah kita memberikan selamat kepada diri sendiri atas beberapa target pribadi yang kita capai tahun ini. Sementara itu, sebagian orang lainnya sudah mulai membuat berbagai target capaian baru yang akan berusaha diraih tahun depan sebagai salah satu perwujudan visi masa depan masing-masing.

Berbicara mengenai masa depan, telah banyak pemikir, praktisi, hingga negarawan yang berupaya membuat prediksi tentang masa depan. Beberapa diantaranya sudah kita kenal dengan baik, sebut saja John Naisbitt dengan Megatrends, serta Alfin Toffler melalui Future Shock. Dari kalangan negarawan, di tahun ini mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) sekaligus aktivis lingkungan, Al Gore, memprediksi enam buah faktor utama yang menentukan masa depan umat manusia melalui bukunya, The Future.

Keenam faktor penting menurut Al Gore tersebut adalah ekonomi dunia yang semakin terhubung; kemajuan teknologi informasi yang semakin pintar sehingga mampu menggantikan peran manusia; munculnya kekuatan ekonomi baru yang mampu menandingi dominasi AS di kancah global; pertumbuhan populasi, konsumsi, dan ekonomi yang tidak seimbang sehingga membahayakan lingkungan; pesatnya perkembangan ilmu biologi, biokimia, dan material yang mampu mengubah cara hidup manusia, dan terakhir adalah meningkatnya kesadaran manusia untuk hidup sehat sekaligus semakin bersahabat dengan alam, sehingga merubah cara pandang manusia dalam pengembangan teknologi di bidang energi, industri, pertanian, dan konstruksi.

Secara umum, masa depan dapat kita deskripsikan dengan perubahan yang semakin cepat, penuh ketidakpastian, dan penuh tantangan. Perkembangan pesat teknologi akan membuat dunia kita di masa depan akan semakin terkait, dimana jarak dan waktu terasa semakin pendek dan kabur. Kemudian, bagaimana kita mesti menyikapi perubahan di masa depan tersebut? Sebuah kerangka kebijakan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Bagaimana Kebijakan Mengatasi Tantangan Masa Depan?

Sebuah kerangka analisis kebijakan (policy) berkaitan erat dengan bagaimana para pemangku kepentingan memproses informasi dan mencari alternatif solusi untuk memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi. Maka, dalam analisis kebijakan para pemangku kepentingan dikategorikan ke dalam tiga entitas besar: pemerintah, bisnis, dan perguruan tinggi. Tiga entitas ini yang diharapkan berkolaborasi satu sama lain dalam merumuskan kebijakan yang mampu membawa kemajuan bagi masyarakat.

Bagaimana bentuk pemerintahan yang siap menghadapi tantangan masa depan yang penuh dengan turbulensi? Struktur pemerintahan di masa depan diperkirakan akan semakin cair, transparan, egaliter, dan semakin mudah dijangkau oleh masyarakat. Maka tidak akan ada lagi pemimpin yang berjarak dengan masyarakatnya. Model kepemimpinan feodal dan penuh dengan pencitraan akan semakin usang dan tidak akan mendapat simpati masyarakat.

Cass Sunstein, seorang profesor hukum di Harvard, menggambarkan bentuk pemerintahan di masa depan cukup dengan hanya satu kata: sederhana. Pemerintah yang sederhana artinya menggunakan sistem kerja yang tanggap, cepat menyelesaikan masalah, dan segera menyelesaikan berbagai sumbatan yang mengganggu jalannya proses pemerintahan. Dalam bahasa saat ini, debottlenecking. Tidak akan ada lagi proses birokrasi yang berbelit-belit, saling lempar tanggung jawab, dan memakan waktu lama sehingga memungkinkan terbukanya celah untuk menyalahgunakan wewenang.

Brookings Institution, salah satu lembaga think tank terkemuka di AS, bahkan berani mengatakan bahwa kepemimpinan di masa depan semakin ditentukan oleh para pemimpin lokal. Alasannya, para pemimpin lokal adalah mereka yang berinteraksi secara langsung oleh masyarakat, mengelola sumber daya lokal, serta lebih memahami permasalahan yang terjadi di masyarakat. Maka tidak heran bila para gubernur, bupati, walikota, pebisnis lokal, hingga rektor akan lebih memiliki pengaruh di masyarakat. Buktinya sudah kita saksikan sendiri saat ini.

Teknologi juga merevolusi bentuk bisnis di masa depan. Teknologi mampu menciptakan peluang bisnis yang bahkan tidak terbayangkan satu dekade yang lampau. Siapa yang mengira Facebook dan Twitter mampu bernilai trilyunan rupiah meskipun belum genap satu dekade berkiprah?  Eric Schmidt, salah satu petinggi Google, dalam bukunya The New Digital Age mengungkapkan bahwa bisnis masa depan harus dapat beradaptasi dengan cepat, karena meskipun teknologi membuka berbagai peluang namun di sisi lain juga berarti persaingan yang semakin terbuka dan luas.

Tantangan Bagi Individu

Di masa depan, manusia akan semakin terhubung dan berkolaborasi satu sama lain dimanapun ia berada. Teknologi informasi yang semakin canggih dan murah akan membuat manusia bekerja dengan lebih efisien, produktif, dan kreatif. Karena itu individu akan dinilai dari pengetahuan yang dimilikinya sekaligus juga dari kemampuan dan kemauannya untuk terus belajar.

Ketika akses terhadap teknologi informasi semakin mudah dijangkau, maka tidak akan ada alasan lagi bagi orang untuk tidak mau belajar. Di samping pentingnya belajar di institusi pendidikan formal, maka banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadi seorang pembelajar berkelanjutan. Berbagai situs berbagi seperti Khan Academy, Wikipedia, Coursera, hingga beberapa Open Course Ware dari berbagai universitas terkemuka di dunia adalah beberapa sumber yang sering dirujuk. Kalau sudah begitu, maka tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana pemerintah berkolaborasi dengan dunia bisnis dan perguruan tinggi dalam menyediakan akses dan infrastruktur teknologi informasi yang mudah dijangkau dan juga murah sehingga masing-masing dari kita mampu meraih visi masa depan kita.

Published in Harian Kontan, Dec 20, 2013, p23

, , , , , , ,

  1. #1 by reyhan on September 10, 2022 - 8:03 am

    terimakasih keren banget

Leave a comment